Covid-19 masih menjadi momok yang belum ditemukan titik terangnya. Semua negara berjuang keras untuk melewati pandemi sekaligus mempertahankan stabilitas ekonomi dan politik. Bisa dibilang hampir semua sektor terdampak oleh pandemi Covid-19. Bahkan tidak sedikit perusahaan yang memutuskan untuk tutup karena tidak mampu membiayai operasional perusahaan.
Pada akhirnya, tingkat pengangguran meningkat dan ini biasanya selaras dengan meningkatnya tindakan kriminal. Dari sekian banyak sektor yang terdampak Covid-19, sepertinya trading menjadi salah satu sektor yang diuntungkan. Kenapa bisa begini?
Naiknya Volume Trading Global
WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) memberikan pernyataan bahwa perdagangan dunia akan mengalami penurunan pada tahun 2020. Persentase penurunannya ada di angka 9.2%. Angka ini terbilang lebih rendah jika dibandingkan dengan perkiraan penurunan dari WTO di April 2020 lalu yaitu sekitar 13% hingga 32%.
Penurunan perkiraan ini jelas memberikan secercah harapan bahwa perdagangan dunia perlahan mulai bangkit di tengah pandemi Covid-19. WTO juga memperkirakan bahwa perdagangan dunia akan kembali tumbuh di tahun 2021 dengan nilai sekitar 7.2%.
Berbeda dengan perdagangan dunia yang mengalami penurunan, sektor trading berjangka dan opsi global justru mengalami kenaikan. Pertumbuhan trading berjangka dan opsi global pada paruh pertama tahun 2020 ini ada di angka 32% dengan rekor 21.9 milyar kontrak jika dibandingkan dengan tahun 2019 lalu.
Pada quarter kedua, total kontrak yang ditradingkan adalah 10.46 milyar, atau turun 8.4% dari 11.41 milyar kontrak yang ditradingkan di quarter pertama tahun 2020. Meski turun sedikit, namun angka ini tetap jauh lebih besar dibandingkan quarter kedua tahun 2019 dengan kenaikan seitar 21.8%. Total kontrak di quarter kedua ini juga menjadi yang tertinggi kedua di sejarah industri trading dunia.
Total open interest diakhir Juni 2020 juga terlihat naik sekitar 3.4% jika dibandingkan dengan Juni 2019. Nah, kenapa peningkatan sangat besar terjadi di paruh pertama 2020 ini?
Will Acworth, Wakil Presiden Senior Bidang Publikasi, Data dan Riset FIA menyatakan bahwa peningkatan omset di paruh pertama tahun 2020 terjadi karena pelaku pasar bereaksi terhadap dampak pandemi terhadap aktivitas ekonomi global.
Beberapa hal yang menjadi highlight dalam data paruh pertama 2020 tentang tren volume berjangka dan opsi yang dirilis FIA adalah sebagai berikut:
- Bursa di kawasan Asia-Pasifik mengalami peningkatan volume trading terbesar. Posisi kedua adalah bursa di kawasan Amerika Utara. Kemudian, Amerika Latin juga mengalami pertumbuhan hampir 2 kali lebih cepat dari Eropa.
- Pasar modal memberikan kontribusi terbesar terhadap lonjakan aktivitas trading global. Volume trading indeks modal berjangka dan opsi melonjak sekitar 51% dibandingkan paruh pertama tahun 2019. Trading saham juga mengalami kenaikan sekitar 34%. Produk ekuitas sendiri menyumbang 59% dari total volume di paruh pertama tahun 2020 dan 67% dari total open interest akhir Juni 2020.
- Aktivitas trading di sebagian besar pasar komoditas naik dua digit, kecuali untuk logam non mulia yang mengalami penurunan 3.4%.
Untuk data yang lebih lengkap, Anda bisa melihat rilisannya di situs resmi FIA.
Memilih Trading Binary di Tengah Pandemi
Melihat data-data di atas yang membuktikan bahwa volume trading global meningkat tentunya membuat banyak orang semakin tertarik dengan trading. Namun, mengingat ada cukup banyak instrumen trading yang bisa dipilih mungkin Anda akan merasa kebingungan. Saham, forex, mata uang kripto hingga binary option akan menjadi beberapa pilihan yang muncul di benak Anda.
Pilihan mana yang terbaik di tengah pandemi?
Sebelum menentukan pilihan, ada baiknya Anda melihat kembali seperti apa profil Anda. Mulai dari modal, ketersediaan waktu, skill trading hingga gaya trading bisa sangat mempengaruhi keputusan dalam memilih instrumen trading.
Jika diberi dua pilihan mungkin forex dan binary option bisa jadi yang terbaik. Tapi, jika dilihat dari sisi sulit tidaknya dalam trading, maka binary option terbilang unggul. Bagaimana tidak, Anda bisa trading binary option tanpa harus menguasai berbagai skill penting dalam trading forex.
Hal ini karena dalam binary option, Anda hanya perlu menebak atau memperkirakan apakah harga aset akan naik atau turun. Anda tidak perlu mencari tahu sampai di mana kenaikan atau penurunan yang terjadi. Mudah bukan?
Dalam binary option sendiri tidak ada variable dalam potensi resiko dan profit. Sebaliknya, hanya ada dua opsi yaitu 1 dan 0. Trader hanya perlu memilih posisi naik atau turun saja. Ini jelas berbanding terbalik dengan trading forex. Karena tak hanya memperkirakan pergerakan harga, namun trader juga harus mampu menganalisa dan memprediksi seberapa jauh kenaikan dan penurunan harga yang akan terjadi.
Broker Binary Option Terbaik?
Saat Anda sudah memutuskan untuk trading binary option, maka pastikan broker yang dipilih terpercaya dan bisa diandalkan. Jangan tergiur dengan iming-iming profit besar tanpa tahu latar belakang si broker.
Zentrader bisa jadi pilihan terbaik untuk Anda yang mencari broker binary option. Meski baru berdiri tahun 2019 lalu, namun Zentrader mampu mendapat berbagai review positif dari banyak situs. Kami juga mengulas Zentrader dan memberi skor keseluruhan 92/100.
Beberapa kelebihan dari Zentrader seperti:
- Tingkat payouts mencapai 195%
- Layanan pelanggan yang cepat dan responsif
- Platform trading sangat mudah digunakan
- Aset yang tersedia beragam
Broker yang satu ini juga memiliki izin dan regulasi dari FSA St. Vincent dan sebagai perusahaan The Grenadines. Tak hanya itu, proses deposit dan withdrawal di Zentrader juga mudah. Mereka menggunakan bank lokal seperti Mandiri, BCA, BNI. BTN. BRI, hingga Permata. Kabar baiknya, trader tidak akan dibebankan fee saat deposit dan withdrawal.
Tagged with: Binary Option • covid-19 • trading pandemi